TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Hidup dan Mati {4}



Hidup dan Mati {4}

0Liu Anqier perlahan bangkit, dia hendak menyerang Wu Chong Ye, hingga pada akhirnya dia menghentikan gerakannya, saat telinganya menangkap suara teriakan dari bawah.     
0

Para prajurit utusan Jiang Kang Hua pun kalah telak, menyisakan prajurit dari Wu Chong Ye dan mereka kini sedang menangkap Lee Huanran dan Zhang Mimi.     

Liu Anqier agaknya tersenyum getir melihat hal itu. bagaimana bisa dia lupa, bagaimana bisa dia lengah dengan semua ini? seharusnya dia bisa memberi kesempatan untuk Lee Huanran dan Zhao Mimi untuk bisa pergi dari sini.     

"Anqier, kau jangan pedulikan kami! Tetaplah melawan Pangeran Wu dan jika ada kesempatan, lari sejauh-jauhnya, Anqier! jangan pedulikan kami! Karena kami yang keras kepala tak lari saat kau menyuruh kami lari!" teriak Lee Huanran.     

Tapi, Liu Anqier adalah Liu Anqier, bagaimana bisa dia menjadi tega dan egois dengan melakukan pemyelamatan sendirian sementara dua sahabatnya sedang dalam keadaan bahaya bahkan kemungkinan besar akan mati.     

"Jadi, mana yang akan kau pilih, Dayang Liu? Menyerah dan letakkan senjatamu, atau mereka akan… mati?" tawar Wu Chong Ye.     

Lee Huanran dan Zhao Hana memekik, ketika leher mereka disayat dengan sangat menyakitkan oleh para prajurit.     

Liu Anqier tidak tega sama sekali mendengar jeritan menyakitkan dari Lee Huanran dan Zhao Mimi menjerit kesakitan. Hingga pada akhirnya dia langsung meletakkan pedangnya begitu saja. Hingga pedang itu jatuh terpelanting sampai ke tanah.     

Merasa sangat bangga dengan kekalahan dari Liu Anqier, tak segan-segan, Wu Chong Ye langsung mengumpulkan tenaga dalamnya pada telapak tangannya, kemudian tanpa ampun Wu Chong Ye langsung memukul perut Liu Anqier dengan tenaga dalamnya itu.     

Liu Anqier langsung terpental dengan sempurna, punggungnya membentur tembok sampai tembok itu hancur lebur. Tapi tidak sampai di situ, Wu Chong Ye langsung terbang dengan tak kasat mata kemudian dia menendang lagi perut Liu Anqier.     

Liu Anqier memuntahkan darah segar bahkan dengan begitu banyak. Perutnya terasa begitu sakit hingga dia nyaris mati. Kemudian, Wu Chong Ye menjambak rambut Liu Anqier. menginjak-injak Liu Anqier yang terkapar tak berdaya di tanah itu,     

Melihat hal itu, Lee Huanran dan Zhao Mimi langsung luruh. Keduanya menangis sejadi-jadinya. Keduanya merasa bersalah, karena mereka Liu Anqier menjadi seperti ini, karena mereka Liu Anqier menjadi menderita seperti ini. dengan tangis histeris keduanya langsung berlutut dan memohon kepada Wu Chong Ye, bahkan keduanya berlutut di bawah kaki Wu Chong Ye untuk meminta belas kasihan atas Liu Anqier yang bahkan nyaris tak sadarkan diri itu.     

"Pangeran Wu, hamba mohon. Jangan sakiti Dayang Liu. Hamba mohon kepadamu, Pangeran Wu!"     

"Benar, Pangeran Wu! Apa yang dikatakan oleh Kapala Dayang Zhao adalah benar. Bunuh saja kami tapi jangan sakiti Dayang Liu. Dayang Liu adalah sosok yang baik. Dayang Liu tidak salah apa-apa di istana ini!"     

Tapi permohonan keduanya tampak tak diindahkan sama sekali, melihat hal itu gairah Wu Chong Ye untuk menyakiti Liu Anqier malah semakin besar.     

Mata Lee Huanran dan Zhao Mimi terbelalak kaget saat darah mulai merembes di selangkangan Liu Anqier. keduanya langsung luruh dengan tubuh gemetar dan lemas luar biasa.     

"Tabib! Tabib Istana!" teriak Wu Chong Ye dengan sangat keras.     

Tak berapa lama, Tabib Istana itu pun datang. Dia memandang Wu Chong Ye dengan takut-takut kemudian berlutut tepat di depan Wu Chong Ye.     

"Keluarkan janin sialan yang ada di dalam rahim wanita jalang ini. aku ingin melihat janin itu ada di tanganmu dengan nyata,"     

Mendengar hal itu, Lee Huanran dan Zhao Mimi tampak kaget luar biasa. Bagaimana bisa Wu Chong Ye sangat sadis dan mengerikan seperti itu? bagaimana bisa dia menyuruh Tabib Istana untuk mengambil janin dari rahim seseorang.     

"Tidak… tidak! Jangan!" teriak Lee Huanran dan Zhao Mimi secara bersamaan. Mereka menangis sekencang-kencangnya, mereka berharap jika Wu Chong Ye punya sedikit saja rasa kasihan kepada Liu Anqier.     

"Di sini, Pangeran Wu?" tanya Tabib Istana itu dengan takut-takut.     

Wu Chong Ye melihat Tabib Istana itu dengan bengis, kemudian Tabib Istana itu mengangguk takut-takut.     

"Lakukan di sini, kalau perlu lucuti pakaiannya. Biar ketika setelah kau mengambil janin itu, prajurit di sini bisa menikmati tubuhnya. Asal kalian tahu, darah dan tubuh wanita ini memiliki keistimewaan, jika kalian mencobanya sedikit saja, kekuatan kalian akan bertambah berkali-kali lipat dan kalian akan menjadi sakti."     

Tabib Istana pun mengangguk, setelah kaki Wu Chong Ye diangkat dari perut Liu Anqier, dan Tabib Istana kini duduk di bagian kaki Liu Anqier.     

Dia hendak membuka pakaian Liu Anqier, tapi di sisi lain, Jiang Kang Hua tampak terbang dan langsung membawa tubuh Liu Anqier yang terkapar tak berdaya.     

Jiang Kang Hua terkejut melihat keadaan Liu Anqier. tubuhnya sudah terluka semua, mulutnya terus mengeluarkan darah beserta selangkangannya juga. dia luruh, tapi dia tidak boleh kehilangan kekuatannya sekarang. Dia harus membalas apa yang telah Wu Chong Ye lakukan.     

"Siapa yang melakukan ini kepada Dayang Liu! Siapa!" marah Jiang Kang Hua.     

Wu Chong Ye langsung terbang lagi, kemudian dia memandang Jiang Kang Hua dengan tatapan sengitnya.     

"Aku yang melakukan hal itu. apa yang akan kau lakukan?" kata Wu Chong Ye.     

Jiang Kang Hua hendak menurunkan Liu Anqier, tapi sedikit tenaga yang tersisa Liu Anqier menarik ujung jubah Jiang Kang Hua. Liu Anqier pun menggeleng.     

"J… ngan," kata Liu Anqier dengan suara lemah dan paraunya.     

"Tapi, tapi—"     

"B… bawa aku pergi," lirihnya kemudian.     

Jiang Kang Hua tidak ada pilihan lain, dia langsung terbang kemudian berada pada sebuah kuda dan membawa tubuh Liu Anqier pergi dengan sekuat tenaga.     

"Bertahanlah, Anqier… bertahanlah! Bertahanlah demi Yang Mulia Raja!" teriak Jiang Kang Hua histeris.     

Liu Anqier tak mengatakan apa pun, dia kembali memuntahkan darah segar, dan itu berhasil membuat Jiang Kang Hua kalut bukan main. Hingga akhirnya, kuda yang ditunggangi oleh Jiang Kang Hua langsung tertunduk lemah tepat ketika keduanya sudah melewati gerbang alam iblis.     

Kini Jiang Kang Hua membopong tubuh Liu Anqier hingga keduanya berada di hutan persik yang luas itu. Pelan, Jiang Kang Hua pun akhirnya terduduk, dia melihat Liu Anqier yang seolah ingin meregang nyawa.     

Jiang Kang Hua hanya bisa merengkuh tubuh Liu Anqier. bahkan dia tidak tahu harus melakukan apa untuk menyelamatkan Liu Anqier. yang dia ingikan hanyalah satu, yaitu kekuatan Liu Anqier akan menolong Liu Anqier agar Liu Anqier bisa selamat.     

"Dewa Li! Aku mohon kepadamu tolong sembuhkanlah Anqier! Jika benar Anqier adalah takdir dari Putra Mahkota Langit, maka sembuhkanlah dia Dewa Li!" teriak Jiang Kang Hua frustasi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.